Leasing adalah
sebuah sumber modal yang secara umum dianggap sebagai kewajiban jangka panjang yang
mirip dengan hipotik, dimana pembelian sebuah aset biasanya menggunakan dana
dari kumpulan (pool) seluruh sumber modal perusahaan (yang sebagian
besar adalah ekuitas).
Bagi
perusahaan, sewa yang dibayarkan untuk penyewaan aset pada umumnya dapat dikurangkan
(deductible) sebagai beban/biaya perusahaan. Agar pembayaran leasing
dapat dideduksi sebagai sewa, kontrak sewa harus berupa perjanjian sewa murni (true
lease), bukan perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales
agreement). Pada sewa murni, perusahaan yang menggunakan properti (penyewa)
tidak memperoleh kepemilikan terhadap atau berhak pada aset yang disewa
tersebut. Sedangkan kontrak penjualan bersyarat akan mengalihkan andil
kepemilikan atau hak kepada si penyewa dari aset yang sedang disewa.
Leasing dapat
menghemat biaya pemeliharaan, namun dapat juga tidak. Penghematan akan
tergantung pada situasi aktual yang harus diteliti secara hati-hati dalam
setiap kasus. Tidak ada kesangsian bahwa leasing biasanya menyederhanakan
masalah pemeliharaan, yang bisa jadi merupakan faktor penting. Selain itu,
beberapa biaya tak langsung, yang sering sekali sulit untuk ditentukan,
biasanya dikaitkan dengan kepemilikan.
Analisis-analisis
ini memberi kesimpulan bahwa manfaat leasing yang sebenarnya terletak pada
kemungkinan perusahaan untuk memperoleh peralatan modern yang sangat
dipengaruhi oleh cepatnya perubahan teknologi. Leasing juga memberikan
pencegahan yang efektif terhadap timbulnya keusangan dan inflasi.
Contoh :
Sebuah
perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membangun sebuah kompleks perkantoran
dengan biaya $100.000 pada sebidang tanah seharga $20.000. Diperkirakan tanah
tersebut dapat dijual seharga pembeliannya pada akhir tahun kelima puluh.
Diperkirakan pula bahwa gedung yang telah dibangun, meskipun secara penuh
disusutkan berdasarkan metode garis lurus selama 50 tahun, akan memiliki nilai
sisa $20.000. Biaya pemeliharaan tahunan, pajak property, asuransi dan
biaya-biaya lainnya diperkirakan $5.250. Di samping membangun sendiri, terdapat
alternatif untuk menyewa gedung selama 50 tahun dengan biaya $16.500 per tahun.
Perusahaan biasanya memperoleh pengembalian modal 20% sebelum pajak, sedangkan
tarif pajak penghasilan 40%, sehingga pengembalian modal setelah pajak menjadi
12%. Apa yang harus dilakukan perusahaan?
Jawaban :
Tahun
|
(A)
BTCF
|
(B)
Penyusutan
|
(C )
=(A)-(B)
Pendapatan kena
pajak
|
(D)
=-(C )x40%
Arus kas untuk pajak
penghasilan
|
(E)
=(A)+(D)
ATCF
|
Bangun gedung
|
|||||
0
|
-$120.000
|
|
|
|
-$120.000
|
1-50
|
- 5.250
|
$2.000
=(1/50)100.000
|
-$7.250
|
+$2.900
|
- 2.350
|
50
|
+40.000
=20.000+20.000
|
|
+20.000a
|
-8.000
|
+32.000
|
Sewa gedung
|
|||||
1-50
|
-16.500
|
|
-16.500
|
+6.600
|
-9.900
|
a Keuntungan
modal dari bangunan
Menggunakan
metode IRR :
IRR dari
tambahan modal yang diperlukan untuk membeli bangunan adalah i% dimana,
-$120.000+(-$2.350+$9.900)(P/A,i%,50)+$32.000(P/F,i%,50)=0
Dari hasil
perhitungan diperoleh i sebesar 6%. Karena 6%<12%, maka lebih baik jika
perusahaan menyewa bangunan.
No comments:
Post a Comment